MENGANALISIS
TRADHISI DARI 7 UNSUR KEBUDAYAAN
Disusun
untuk memenuhi Tugas
Oleh:
Rifqi Afriliyani
2601413009
Universtas Negeri Semarang
2014/2015
7
Unsur-unsur Kebudayaan
Ø Sistem
Religi
Ø Sistem
Organisasi
Ø Sistem
Pengetahuan
Ø Sitem
Bahasa
Ø Sistem
Kesenian
Ø Sistem
Mata Pencaharian
Ø Sistem
Tekhnologi dan Peralatan
Menganalisis
dari 7 Unsur Kebudayaan tersebut dalam
bentuk materialnya yaitu:
Bentuk,
Fungsi dan Makna.
1. Sistem Religi
“Dalam
Kebudayaan Manaqiban di Desa Kendalserut”
Analisis
Di
lihat dari Bentuknya
Salah
satu acara ritual yang menjadi tradisi masyarakat Kendalserut biasanya
dilaksanakan setiap malam Jum’at. Manaqiban memiliki aspek seremonial dan
mistikal. Isi kandungan kitab Manaqib melputi silsilah nasab Syaikh Abdul Qodir
al-Jailani, sejarah hidupnya, akhlak dan karomah-karomahnya, disamping itu juga
tercantum doa-doa yang bermuatan pujian dan tawassul. Biasanya pelaku yang
mengikuti acara manaqiban yaitu seabagian masyarakat Kendalseruat seperti
Bapak-bapak, ibu-ibu, Remaja Putra maupun Putri, para Santri ponpes yang ada di
desa Kendalserut anak-anak kecil bahkan orang tua. Dalam acara manaqiban
biasanya orang-orang yang menghadiri membawa air botol aqua yang ditaruh di
depannya ketika sedang melaksanakan pembacaan manaqib. Dalam acara manaqib di
bacaan tertentu biasanya ada seperti wangi-wangian atau pembakaran kemenyan.
Pelaksanaan Manaqiban ini biasanya juga dilaksanakan pada acra Selamatan,
tasyakuran dan kegiatan-kegiatan penting lainnya.
Di
lihat dari Fungsinya
Fungsi
dalam acara Manaqiban yaitu untuk mendapat keberkahan dari pembacaan manaqib.
Dan masyarakat yang mengamalkan acara manaqiban ini meyakini akan mendatangkan
banyak manfaat seperti kesuksesan usaha, terkabulnya do’a, dan berkah-berkah
yang lain.
Di
lihat dari Maknanya
Dalam
acara manaqiban banyak makna yang terkandung bisa dilihat dari sajian
perlengkapannya semuanya mempunyai makna tersendiri seperti:
Pembakaran
kemenyan/ adanya wangi-wangian mempunyai makna agar ruh sang tokoh hadir dan
ikut mendoakan. Membawa botol minuman ketika mengikuti acara manaqiban
mempunyai makna agar minuman tersebut mempunyai keberkahan.
2. Sistem Organisasi Masyarakat
“Arisan
Keluarga dalam Keluarga Besar saya”
Analisis
Dilihat
dari Bentuknya
Seperti
keluarga besar pada umumnya, keluarga besar saya hobi dalam acara kumpul-kumpul
keluarga. Ka;au dulu zaman saya masih kecil, ada saja alasan kumpul keluarga.
Seperti acara ulang tahun, perayaan hari besar, liburan bersama atau arisan,
namun dalam analisis ini saya akan menjelaskan tradisi arisan keluarga saya.
Dalam acara arisan keluarga ini diikuti oleh banyak kepala keluarga yang masih
mempunyai tali kekeluargaan yang masih kuat. Acara arisan keluarga ini biasanya
dilaksanakan sebulan sekali pada hari yang disepakati. Tempatnya
berpindah-pindah dari kepala keluarga yang satu pindah ke kepala keluarga yang
lain. Dalam acara keluarga tersebut ada susunan acaranya yang pertama biasanya
pembacaan doa tahlil bersama dilanjut dengan salam-salaman yang dibuat bentuk
melingkar disitu kita berjabat tangan satu per satu, setelah itu kultum yang
biasa dikenal kuliah tujuh menit/ceramah yang dipimpin oleh Ustd Ghufron yang
merupakan salah satu kepala keluarga saudara saya, makan bersama, pengocokan arisan, dan penutup.
Dilihat
dari Fungsinya
Fungsi
dalam acara keluarga ini adalah menjalin tali silaturakhmi antar keluarga, bisa
juga sebagai tempat berkumpul dan bertukan pikiran.
Dilihat
dari Maknanya
Sudah
dijelaskan diatas bahwa dalam acara keluarga saya adanya acara salam-salaman
makna dari salam-salaman sendiri mencontohkan adanya tali persaudaraan dan juga
sebagai acara perkenalan untuk saudara-saudara kecil seperti cucu,ponakan dsb
kepada saudara-saudara tua.
3. Sistem Pengetahuan
“Perpustakaan
di Desa Kendalserut”
Analisis
Dilihat
dari segi Bentuknya
Perpustakaan
Desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan depermukiman Desa Kendalserut
diperuntukan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, untuk melayani
kebutuhan akan informasi dan bahan bacaan. Perpustakaan desa merupakan
perpustakaan yang terbuka bagi siapa saja dan tidak memandang ras, warna kulit,
usia, jenis kelamin, agama, bahasa, pendidikan atau status sosial.
Perpusatakaan desa ini buka setiap hari dari pukul 08.00-13.00 banyak buku-buku
yang di baca dari mulai buku-buku untuk menunjang belajar mengajar kita namun
ada juga novel. Tempat perpustakaan desa ini terdapat di depan kantor balai
desa Kendalserut jadi sangat strategis apabila akan mengunjungi perpustakaan desistemsa
ini. Namun, umumnya para orangtua yang hidup de disa pedesaan disibukkan
bekerja di sawah atau ladang, sehingga jarang membaca buku di perpustakaan..
Dilihat
dari Fungsinya
Fungsi
untik perpustakaan desa ini sangatlah penting yaitu untuk menambah wawasan,
pengetahuan khususynya untuk masyarakat Desa Kendalserut, untuk menunjang
belajar, untuk menambah minat warga dalam membaca.
Dilihat
dari Maknanya
Melalui
perpustakaan Desa Kendalserut berupaya menggugah semangat anak-anak, remaja dan
masyarakat lainnya untuk gemar membaca supaya dalam 5 tahun kedepan anak-anak
yang gemar membaca akan memiliki pikiran maju sehingga bisa memajukan desa.
4. Sistem Bahasa
“Unggah-ungguh”
Analisis
Dilihat
dari Bentuknya
Bahasa
merupakan sarana untuk komunikasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan suatu
pesan kepada salah satu orang yang mempunyai maksud adanya percakapan. Dalam
memakai bahasa harus benar apalagi ketika kita sedang berbicara dengan yang
lebih tua. Harus mempunyai unggah-ungguh bahasa. Seperti dalam Jawa
unggah-ungguh bahasa yang biasa digunakan ada 4 yaitu:
Ngoko
lugu, ngoko alus, krama lugu, krama alus.
Dilihat
dari Fungsinya
Agar
kita mengetahui dengan siapa kita harus bersikap pada saat kita berbicara agar
keduanya saling menghormati. Misal ketika kita berbicara dengan oranng tua kita
baiknya kita menggunakan bahasa yang sopan santun berbeda lagi ketika kita
melakukan percakapan kepada teman sebaya kita, jadi kita harus bisa membedakan
dengan siapa kita berbicara. Fungsi selanjutnya agar kita lebih mempunyai unggah
ungguh kepada yang lebih tua.adapula fungsi edukatif untuk para siswa agar
siswa memperoleh nilai-nilai budaya jawa untuk pembentukan kepribadian dan
identitas Bangsa. Fungsu kulturalnya agar dapat digali dan di tanamkan kembali
nilai-nilai Budaya.
Dilihat
dari Maknanya
Unggah-ungguh
Bahasa merupakan pendidikan karakter yang tidak perlu diragukan keberadaannya,
karena dalam unggah-ungguh Bahasa substansi utama dari pendidika karakter.
Unggah-ungguh Bahasa juga mengandung norma, keyakinan, kebiyasaan dalam
berkembangnya masyarakat. Hasilnya akan menjadikan pilar pendidikan dan budi pekerti Bahasa yang baik untuk
Bangsa.
5. Sistem Kesenian
“Kesenian
Reog Ponorogo”
Analisis
Dilihat
dari Bentuknya
Reog
merupakan salah satu kesenian Budaya yang berasal dari Jawa Timur, biasanya
dalam kesenian Reog tersebut terdapat tokoh yang disebut Warok dan Gemblak.
Reog ini masih sangat kental dengan hal-hal yang mistis dan ilmu kebatinan yang
kuat. Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang
dikenal sebagai singa barong yang ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai
kipas raksasa ada pula jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak
yang menunggang kuda. Setelah berkembangnya zaman Reog tradisional menjadi reog
modern. Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti
pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri
dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan, tarian pertama biasanya
dibawakan 6-8 pria berikutnya tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki
kuda.
Dilihat
dari Fungsinya
Fungsi
kesenian Reog Ponorogo ini sebagai pelestarian Kebudayaan Jawa agar tidak punah
apalagi di klaim oleh Bangsa Lain, dan fungsi lainnya sebagai tempat untuk
memperkenalkan kepada generasi muda, bahwa di Jawa khususnya sangat banyak
kebudayaan-kebudayaan yang harus kita kembangkan dan lestarikan.
Dilihat
dari Maknanya
Dalam
pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai
singa Barong yang mempunyai makna Raja Hutan dan mempunyai simbol untuk
Kerthabumi ada juga bulu-bulu merak yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan
cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan yang diperankan
oleh kelompok penari mempunyai makna kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit.
6. Sistem Mata Pencaharian
“Panen
Padi di Desa Kalibakung Tegal”
Analisis
Dilihat
dari Bentuknya
Tradhisi
Panen Padi yang dilakukan untuk menghormati dan meminta kepada makhluk yang
menjaga sawahnya biasanya mempunyai nama Mbok Tani dan Pak Tani. Tradhisi ini
dilaksanakan dengan memberikan sesajen sebelum melakukan panen padi, sesajn
tersebut ditaruh di tengah sawah yang akan dipanen. Sesajen ikut isinya nasi
liwet, teh, kopi, wedhang jarang, juga jajanan pasar yang ditaruh di tampah,
apabila sawah yang akan dipanen sangat luas sesajennya harus ditambah kepala
kambing.
Dilihat
dari Fungsinya
Tradhisi
Panen Padi ini supaya sawah, hasil panen, yang mempunyai sawah dan pekerjanya
slamet.
Dilihat
dari Maknanya
Tradhisi
ada sangkut pautnya dengan perekonomian di Dedsa Kalibakung karena Masyarakat
Kalibakung banyak yang menjadi petani, menghidupi keluarganya dengan bertani.
Jadi tradhisi Panen Padi sudah dipercaya apabila tidak dikerjakan akan banyak
keluarga yang tidak makan dan tidak mempunyai pekerjaan. Sesajen yang sudah
dibawa masyarakat dimaksudkan sebagai ucapan terimakasih terhadap yang sudah
menjaga sawahnya
7. Sistem Tekhnologi dan Peralatan
“Alat
Pembajak Sawah Tradisional”
Analisis
Dilihat
dari Bentuknya
Bajak
adalah alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka sebelum
ditanami dengan cara membalik tanah/mengaduk-aduk tanah. Alat yang bernama
bajak-membajak ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Dan pada
waktu itu petani sangatlah senang karena bisa mendapatkan alat untuk membajak.
Bentuk dari alat pembajak tradisional ini menggunakan hewan kerbau di depannya
dan dibelakangnya ada semacam grobag yang di dorongnya. Hewan yang dipakai
untuk membajak sendiri biasanya hewan-hewan yang jinak.
Dilihat
dari Fungsinya
Dengan
menggunakan alat pembajak Tradisional ini mempunyai fungsi agar dapat
menyuburkan Tanah sawah agar tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman
beberapa kali.
Dilihat
dari Maknanya
Makna
dari membajak menggunakan Kerbau dan grobag adalah agar tetap terjaga
kelestarian bentuk Tanahnya, dan juga lebih meminimalisir anggaran dananya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar