Jumat, 19 Desember 2014

Hasil Analisis





MENGANALISIS TRADHISI DARI 7 UNSUR KEBUDAYAAN
 Disusun untuk memenuhi Tugas

Oleh:
Rifqi Afriliyani
2601413009

Universtas Negeri Semarang
2014/2015


7 Unsur-unsur Kebudayaan
Ø  Sistem Religi
Ø  Sistem Organisasi
Ø  Sistem Pengetahuan
Ø  Sitem Bahasa
Ø  Sistem Kesenian
Ø  Sistem Mata Pencaharian
Ø  Sistem Tekhnologi dan Peralatan

Menganalisis dari  7 Unsur Kebudayaan tersebut dalam bentuk materialnya yaitu:
Bentuk, Fungsi dan Makna.


1.      Sistem Religi
“Dalam Kebudayaan Manaqiban di Desa Kendalserut”

Analisis

Di lihat dari Bentuknya
Salah satu acara ritual yang menjadi tradisi masyarakat Kendalserut biasanya dilaksanakan setiap malam Jum’at. Manaqiban memiliki aspek seremonial dan mistikal. Isi kandungan kitab Manaqib melputi silsilah nasab Syaikh Abdul Qodir al-Jailani, sejarah hidupnya, akhlak dan karomah-karomahnya, disamping itu juga tercantum doa-doa yang bermuatan pujian dan tawassul. Biasanya pelaku yang mengikuti acara manaqiban yaitu seabagian masyarakat Kendalseruat seperti Bapak-bapak, ibu-ibu, Remaja Putra maupun Putri, para Santri ponpes yang ada di desa Kendalserut anak-anak kecil bahkan orang tua. Dalam acara manaqiban biasanya orang-orang yang menghadiri membawa air botol aqua yang ditaruh di depannya ketika sedang melaksanakan pembacaan manaqib. Dalam acara manaqib di bacaan tertentu biasanya ada seperti wangi-wangian atau pembakaran kemenyan. Pelaksanaan Manaqiban ini biasanya juga dilaksanakan pada acra Selamatan, tasyakuran dan kegiatan-kegiatan penting lainnya.

Di lihat dari Fungsinya
Fungsi dalam acara Manaqiban yaitu untuk mendapat keberkahan dari pembacaan manaqib. Dan masyarakat yang mengamalkan acara manaqiban ini meyakini akan mendatangkan banyak manfaat seperti kesuksesan usaha, terkabulnya do’a, dan berkah-berkah yang lain.





Di lihat dari Maknanya
Dalam acara manaqiban banyak makna yang terkandung bisa dilihat dari sajian perlengkapannya semuanya mempunyai makna tersendiri seperti:
Pembakaran kemenyan/ adanya wangi-wangian mempunyai makna agar ruh sang tokoh hadir dan ikut mendoakan. Membawa botol minuman ketika mengikuti acara manaqiban mempunyai makna agar minuman tersebut mempunyai keberkahan.


2.      Sistem Organisasi Masyarakat
“Arisan Keluarga dalam Keluarga Besar saya”

Analisis

Dilihat dari Bentuknya
Seperti keluarga besar pada umumnya, keluarga besar saya hobi dalam acara kumpul-kumpul keluarga. Ka;au dulu zaman saya masih kecil, ada saja alasan kumpul keluarga. Seperti acara ulang tahun, perayaan hari besar, liburan bersama atau arisan, namun dalam analisis ini saya akan menjelaskan tradisi arisan keluarga saya. Dalam acara arisan keluarga ini diikuti oleh banyak kepala keluarga yang masih mempunyai tali kekeluargaan yang masih kuat. Acara arisan keluarga ini biasanya dilaksanakan sebulan sekali pada hari yang disepakati. Tempatnya berpindah-pindah dari kepala keluarga yang satu pindah ke kepala keluarga yang lain. Dalam acara keluarga tersebut ada susunan acaranya yang pertama biasanya pembacaan doa tahlil bersama dilanjut dengan salam-salaman yang dibuat bentuk melingkar disitu kita berjabat tangan satu per satu, setelah itu kultum yang biasa dikenal kuliah tujuh menit/ceramah yang dipimpin oleh Ustd Ghufron yang merupakan salah satu kepala keluarga saudara saya, makan bersama,  pengocokan arisan, dan penutup.

Dilihat dari Fungsinya
Fungsi dalam acara keluarga ini adalah menjalin tali silaturakhmi antar keluarga, bisa juga sebagai tempat berkumpul dan bertukan pikiran.

Dilihat dari Maknanya
Sudah dijelaskan diatas bahwa dalam acara keluarga saya adanya acara salam-salaman makna dari salam-salaman sendiri mencontohkan adanya tali persaudaraan dan juga sebagai acara perkenalan untuk saudara-saudara kecil seperti cucu,ponakan dsb kepada saudara-saudara tua.







3.      Sistem Pengetahuan
“Perpustakaan di Desa Kendalserut”

Analisis

Dilihat dari segi Bentuknya
Perpustakaan Desa adalah perpustakaan yang diselenggarakan depermukiman Desa Kendalserut diperuntukan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat, untuk melayani kebutuhan akan informasi dan bahan bacaan. Perpustakaan desa merupakan perpustakaan yang terbuka bagi siapa saja dan tidak memandang ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, agama, bahasa, pendidikan atau status sosial. Perpusatakaan desa ini buka setiap hari dari pukul 08.00-13.00 banyak buku-buku yang di baca dari mulai buku-buku untuk menunjang belajar mengajar kita namun ada juga novel. Tempat perpustakaan desa ini terdapat di depan kantor balai desa Kendalserut jadi sangat strategis apabila akan mengunjungi perpustakaan desistemsa ini. Namun, umumnya para orangtua yang hidup de disa pedesaan disibukkan bekerja di sawah atau ladang, sehingga jarang membaca buku di perpustakaan..

Dilihat dari Fungsinya
Fungsi untik perpustakaan desa ini sangatlah penting yaitu untuk menambah wawasan, pengetahuan khususynya untuk masyarakat Desa Kendalserut, untuk menunjang belajar, untuk menambah minat warga dalam membaca.

Dilihat dari Maknanya
Melalui perpustakaan Desa Kendalserut berupaya menggugah semangat anak-anak, remaja dan masyarakat lainnya untuk gemar membaca supaya dalam 5 tahun kedepan anak-anak yang gemar membaca akan memiliki pikiran maju sehingga bisa memajukan desa.

4.      Sistem Bahasa
“Unggah-ungguh”

Analisis

Dilihat dari Bentuknya
Bahasa merupakan sarana untuk komunikasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan suatu pesan kepada salah satu orang yang mempunyai maksud adanya percakapan. Dalam memakai bahasa harus benar apalagi ketika kita sedang berbicara dengan yang lebih tua. Harus mempunyai unggah-ungguh bahasa. Seperti dalam Jawa unggah-ungguh bahasa yang biasa digunakan ada 4 yaitu:
Ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, krama alus.



Dilihat dari Fungsinya
Agar kita mengetahui dengan siapa kita harus bersikap pada saat kita berbicara agar keduanya saling menghormati. Misal ketika kita berbicara dengan oranng tua kita baiknya kita menggunakan bahasa yang sopan santun berbeda lagi ketika kita melakukan percakapan kepada teman sebaya kita, jadi kita harus bisa membedakan dengan siapa kita berbicara. Fungsi selanjutnya agar kita lebih mempunyai unggah ungguh kepada yang lebih tua.adapula fungsi edukatif untuk para siswa agar siswa memperoleh nilai-nilai budaya jawa untuk pembentukan kepribadian dan identitas Bangsa. Fungsu kulturalnya agar dapat digali dan di tanamkan kembali nilai-nilai Budaya.

Dilihat dari Maknanya
Unggah-ungguh Bahasa merupakan pendidikan karakter yang tidak perlu diragukan keberadaannya, karena dalam unggah-ungguh Bahasa substansi utama dari pendidika karakter. Unggah-ungguh Bahasa juga mengandung norma, keyakinan, kebiyasaan dalam berkembangnya masyarakat. Hasilnya akan menjadikan pilar pendidikan  dan budi pekerti Bahasa yang baik untuk Bangsa.


5.      Sistem Kesenian
“Kesenian Reog Ponorogo”

Analisis

Dilihat dari Bentuknya
Reog merupakan salah satu kesenian Budaya yang berasal dari Jawa Timur, biasanya dalam kesenian Reog tersebut terdapat tokoh yang disebut Warok dan Gemblak. Reog ini masih sangat kental dengan hal-hal yang mistis dan ilmu kebatinan yang kuat. Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai singa barong yang ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa ada pula jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggang kuda. Setelah berkembangnya zaman Reog tradisional menjadi reog modern. Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan, tarian pertama biasanya dibawakan 6-8 pria berikutnya tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.

Dilihat dari Fungsinya
Fungsi kesenian Reog Ponorogo ini sebagai pelestarian Kebudayaan Jawa agar tidak punah apalagi di klaim oleh Bangsa Lain, dan fungsi lainnya sebagai tempat untuk memperkenalkan kepada generasi muda, bahwa di Jawa khususnya sangat banyak kebudayaan-kebudayaan yang harus kita kembangkan dan lestarikan.

Dilihat dari Maknanya
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai singa Barong yang mempunyai makna Raja Hutan dan mempunyai simbol untuk Kerthabumi ada juga bulu-bulu merak yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan yang diperankan oleh kelompok penari mempunyai makna kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit.
                                     

6.      Sistem Mata Pencaharian
“Panen Padi di Desa Kalibakung Tegal”

Analisis

Dilihat dari Bentuknya
Tradhisi Panen Padi yang dilakukan untuk menghormati dan meminta kepada makhluk yang menjaga sawahnya biasanya mempunyai nama Mbok Tani dan Pak Tani. Tradhisi ini dilaksanakan dengan memberikan sesajen sebelum melakukan panen padi, sesajn tersebut ditaruh di tengah sawah yang akan dipanen. Sesajen ikut isinya nasi liwet, teh, kopi, wedhang jarang, juga jajanan pasar yang ditaruh di tampah, apabila sawah yang akan dipanen sangat luas sesajennya harus ditambah kepala kambing.

Dilihat dari Fungsinya
Tradhisi Panen Padi ini supaya sawah, hasil panen, yang mempunyai sawah dan pekerjanya slamet.

Dilihat dari Maknanya
Tradhisi ada sangkut pautnya dengan perekonomian di Dedsa Kalibakung karena Masyarakat Kalibakung banyak yang menjadi petani, menghidupi keluarganya dengan bertani. Jadi tradhisi Panen Padi sudah dipercaya apabila tidak dikerjakan akan banyak keluarga yang tidak makan dan tidak mempunyai pekerjaan. Sesajen yang sudah dibawa masyarakat dimaksudkan sebagai ucapan terimakasih terhadap yang sudah menjaga sawahnya

7.      Sistem Tekhnologi dan Peralatan
“Alat Pembajak Sawah Tradisional”

Analisis

Dilihat dari Bentuknya
Bajak adalah alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka sebelum ditanami dengan cara membalik tanah/mengaduk-aduk tanah. Alat yang bernama bajak-membajak ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Dan pada waktu itu petani sangatlah senang karena bisa mendapatkan alat untuk membajak. Bentuk dari alat pembajak tradisional ini menggunakan hewan kerbau di depannya dan dibelakangnya ada semacam grobag yang di dorongnya. Hewan yang dipakai untuk membajak sendiri biasanya hewan-hewan yang  jinak.

Dilihat dari Fungsinya
Dengan menggunakan alat pembajak Tradisional ini mempunyai fungsi agar dapat menyuburkan Tanah sawah agar tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman beberapa kali.

Dilihat dari Maknanya
Makna dari membajak menggunakan Kerbau dan grobag adalah agar tetap terjaga kelestarian bentuk Tanahnya, dan juga lebih meminimalisir anggaran dananya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar