“Sesaji
atau Makanan dalam Acara Selamatan baik, Pernikahan, Perkawinan dan
Kelahiran”
selamatan di rumah-rumah penduduk dilakukan untuk persyaratan
pernikahan, kelahiran, tingkeban (7 bulanan), sunatan, dan kalau ada kematian,
mulai saat kematian, 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, setahun, 2 tahun, dan
ngentek (penghabisan = 3 tahun).
Acara selamatan adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh penduduk, terutama oleh anak-anak. Karena pada saat itu kami dapat makan sekenyangnya dengan lauk yang sangat istimewa. Yang dimasak adalah nasi, sayur (bisa 2 atau 3 macam), dan lauk pauknya yang lebih dari lima macam. menggunakan sebutir telur rebus dan selamatan di kuburan yang menggunakan telur dadar dan daging (bisa ayam atau sapi). Setelah selesai memasak, nasi yang dibuat bucu (meruncing) ditaruh di bakul, dan sayur serta lauk pauknya ditaruh di takir (kotak persegi terbuat dari daun pisang). menunya adalah nasi, urap (sayur direbus + toge dan sambal kelapa), lauknya tempe goreng, ikan asin, peyek kacang, dan telur rebus sebutir.
Acara selamatan adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh penduduk, terutama oleh anak-anak. Karena pada saat itu kami dapat makan sekenyangnya dengan lauk yang sangat istimewa. Yang dimasak adalah nasi, sayur (bisa 2 atau 3 macam), dan lauk pauknya yang lebih dari lima macam. menggunakan sebutir telur rebus dan selamatan di kuburan yang menggunakan telur dadar dan daging (bisa ayam atau sapi). Setelah selesai memasak, nasi yang dibuat bucu (meruncing) ditaruh di bakul, dan sayur serta lauk pauknya ditaruh di takir (kotak persegi terbuat dari daun pisang). menunya adalah nasi, urap (sayur direbus + toge dan sambal kelapa), lauknya tempe goreng, ikan asin, peyek kacang, dan telur rebus sebutir.
Dalam selamatan 7 bulanan, yang disajikan hanya nasi urap.
Dalam selamatan pemberian nama bayi menunya bubur merah putih.
Anak-anak pun dilibatkan untuk mulai ikut selamatan. Pada waktu hari nepton (hari kelahiran/pasaran) pada bulan kelahiran (bulan Jawa) seorang anak, diadakanlah bancakan. Menunya nasi kuning dengan urap dan lauk macam-macam ditaruh di tampah. Anak-anak pun dipanggil lalu ibu rumah tangga mengumumkan bahwa ini adalah bancakan-nya si A atau si B biar cepat besar dan dijauhkan dari sambekolo. Lalu tanpa didahului doa, anak-anak pun makan mengelilingi tampah yang ditaruh di atas tenggok di serambi rumah. Kalau tersisa, nasi itu dibungkus daun dan dibawa pulang. Biasanya tidak ada yang tersisa. Malah sering kurang hingga perlu ditambah nasi atau lauk dari dalam rumah.
Anak-anak pun dilibatkan untuk mulai ikut selamatan. Pada waktu hari nepton (hari kelahiran/pasaran) pada bulan kelahiran (bulan Jawa) seorang anak, diadakanlah bancakan. Menunya nasi kuning dengan urap dan lauk macam-macam ditaruh di tampah. Anak-anak pun dipanggil lalu ibu rumah tangga mengumumkan bahwa ini adalah bancakan-nya si A atau si B biar cepat besar dan dijauhkan dari sambekolo. Lalu tanpa didahului doa, anak-anak pun makan mengelilingi tampah yang ditaruh di atas tenggok di serambi rumah. Kalau tersisa, nasi itu dibungkus daun dan dibawa pulang. Biasanya tidak ada yang tersisa. Malah sering kurang hingga perlu ditambah nasi atau lauk dari dalam rumah.
(Dari Buku Menggugat Tuhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar